Hey..

Hey..
enjoy me ;)

Tuesday, February 18, 2014

Intermezzo

Menulis blog saat ini benar-benar menjadi hal tersulit dalam hidupku. Pasalnya, setelah menikah dan hamil, pekerjaanku semakin meningkat. Biasanya aku harus prepare bahan mengajar atau koreksi nilai-nilai murid, sekarang bertambah beberapa pekerjaan, diantaranya masak, nggosok, nyuci, beres-beres rumah dan masih segudang pekerjaan lainnya. Huffff....

Sedikit mengintip blog yang aku follow, diantaranya para hijaber cantik yang selalu modis ternyata udah gak bikin aku 'ngiler' lagi hehehehe udah gak zaman lagi kayanya buatku ngejar-ngejar mode yang gak akan pernah habis. Saat ini aku sedang fokus dengan keluarga kecil baruku :)

Being a wifey

Banyak hal yang aku pelajari dari status baruku ini, seperti adaptasi dengan suami plus keluarganya, ngurusin suami, berusaha untuk bottle up feeling segimana buruknya keadaan kami, dan lain-lain.Ah.. perubahan yang luar biasa.

Beberapa kali aku masih cemburu dengan ibu mertua karena menurutku terlampau dekat dengan suami, tapi akhirnya aku mengalah. Well, bagaimanapun posisi kami gak sama, gak mungkin suami bisa menomorduakan aku. We're all his priorities :p

Soal masak, hmmm.. lumayan lah.. aku kan emang udah terbiasa masak sejak jaman gadis. Gak masalah lah, hanya saja diawal pernikahan, aku berusaha menjadi ibu mertua. Hal tersebut terjadi lantaran suami gemar sekali sama masakan ibunya. Time goes by and I get the point.. gak perlu jadi orang lain untuk bisa dicintai. I am me. Ya udin deh, sekarang aku masak masakan yang menurutku enak. Jadi udah ga copas lagi deh..

Being a Mommy-wanna be

Kalo soal menjadi istri, mungkin dibutuhkan kejelian seorang wanita dewasa saja. Tapi tapi tapi... kalo menjadi ibu, euuuww.. aku harus banyak belajar jar jarrrr..

Banyak hal yang aku perhatikan saat ini terhadap tingkah laku anak kecil. Yah, secara aku mau jadi ibu % bulan lagi. Contoh sehari-hari yang biasa aku perhatikan adalah adik iparku sendiri. Hmmm.. tanpa bermaksud menjelek-jelekkan ya, aku cuma mengupas sedikit tingkah yang dihasilkan dari pendidikan orang tuanya.

Adik iparku yang kecil ini cengeng banget, dan setelah aku perhatikan, ternyata dia cengeng karena terlalu dilindungi ortu dan kakak-kakaknya. Gak berani melawan kalo ada masalah.Yah, macem jagoan kandang, berani di dalem takut di luar gitu. Menurutku sih ini bahaya laten, karena bisa jadi dalam hubungan pertemanannya dia jd yg takut gitu. Ini terjadi karena ortunya sayaaaaaaaang banget sama dia, tapi kalo salah langsung kena omel, ga ada komunikasi dan punishment yang tegas. Ingat, omelan bukanlah punishment, tapi hanya sekedar kata-kata yang bersifat menyuruh.

Dan.. masih banyak lagi deh
Hmmm.. aku butuh "me time" nih buat nulis lagi. Kalo mood gak enak, nulis pun susah hehehehe

Okay, see you later blog
Hopefully, I can shout in you again, just the way I used to do ;)

citcitcuits

Sunday, September 22, 2013

Happy 26!

Blow out the candles out, fellas!

Phew.. apa kabar blog? Kalo blog ini diibaratkan dengan rumah, mungkin sekarang udah banyak sarang laba-labanya kali hehehe.. sudah terlalu lama aku gak “nge-blog”. Kali ini aku mau cerita tentang hal spesial yang baru-baru ini terjadi di dalam hidupku, tepatnya sih terjadi beberapa hari yang lalu. Hal spesial yang pertama, aku merayakan ulang tahunku yang ke 26 dan yang kedua, aku mendapatkan ucapan selamat ulang tahun dari salah satu muridku di tempatku bekerja. Kenapa spesial? Ini ceritanya.. *cring cring*

Perayaan tanda rasa syukur

Perayaan ulang tahun sesungguhnya bukanlah hal yang penting sebelumnya untukku. Dulu, aku selalu berpikir bahwa perayaan macam itu hanyalah kegiatan yang membuang waktu dan biaya. Well, orang juga gak bakal peduli dengan rencana kita, sang “birthday boy/girl”, untuk merayakan hari istimewa dengan cara yang istimewa pula. Paling-paling yang mereka pikirkan adalah makanan enak yang bisa mereka dapatkan secara gratis haha.. itu sih pikiranku banget xD

Tapiii.. sejalan dengan pengertianku tentang hidup, makin kesini aku makin mengerti kenapa beberapa orang menganggap perayaan ulang tahun itu penting. Sebenarnya, dalam perayaan tersebut tersimpan rasa syukur dari si “birthday boy/girl” ini terhadap anugerah hidup yang sudah diberikan oleh Allah Subhanahuwwata’ala. Meminjam kata-kata Syahrini, bisa bernafas dan hidup sehat sampai 26 tahun lamanya itu adalah “sesuatu”. Pernah berpikir gak, Jangankan survive sampe puluhan tahun, survive beberapa jam dari rumah menuju tempat kerja yang notabene harus menempu perjalanan beberapa km disertai resiko tabrakan di jalan, nyungseb, ngesot atau hal-hal tak terduga lainnya, itu adalah karunia, looh..

Well, perayaan tidak selalu identik dengan kemewahan. Cukup yang sederhana, asal kerabat dan keluarga bisa ikut “senang”, sudah cukup. Perayaan sesuatu bisa berupa hal kecil seperti berbagi dengan sesama. Selain sebagai wujud terima kasih kita terhadap Gusti Allah, berbagi juga bisa menyenangkan orang lain sehingga muncullah doa-doa yang baik untuk orang yang melakukan perayaan tersebut *prok prok prok*
Alhamdulillah, ultah tahun ini bisa “bolo-bolo” sedikit kudapan buat temen kerja. Walau ga banyak tapi bisa bikin rame ruang kerja hehehe dan yang lebih penting dapet banyak doa ayeeee.. semoga aku bisa cepat punya momongan, amiiiiin :D

My good boy

Hal spesial kedua yaitu ketika salah satu muridku ngucapin “selamat ulang tahun” kepadaku sebelum ia meninggalkan kelas. Dia adalah salah satu murid yang tadinya sering bikin aku naik darah sampe ke ubun-ubun karena gak mau dengerin aku selama satu term ini, di akhir kelas ngucapin selamat plus bilang terima kasih kepadaku..

William termasuk murid yang cerdas. Hal tersebut terbukti setiap kali aku sampaikan materi pelajaran, ia cepat memahami. Mengerjakan latihan pun gak sampai 5 menit sudah selesai. Kalo aku buat game, kelompoknya pasti menang. Membaca text untuknya bukanlah hal sulit karena banyak vocabulary yang sudah dia ketahui.

Secara nalar, William punya banyak nilai plus, namun secara etika? Ewww... Jangankan salim sebelum pulang, bersikap manis aja enggak. Mungkin ini terjadi karena teman-teman sekelasnya memiliki daya tangkap yang lebih lemah dibanding dia, sehingga dalam mengikuti kegiatan kelas jelas terlihat ‘gap’ antara dia dan teman-temannya. Ibarat kata nih ya, William ngerjain soal Cuma sekedipan mata, nah teman-temannya ngerjain sampe mata terpejam plus mulut penuh ilerrr.. lamanyoooo..

Ketika teman-temannya khusyu’ mendengarkan aku ngoceh menjelaskan tentang a-i-u-e-o, William yang udah ngerti materi yang disampaikan sibuk sendiri main hp atau bahkan ‘ngerecokin’ temannya dengan ngajakin ngobrol. Mmmbbrrr! Belum lagi, kalo ada kesalahan-kesalahan yang aku perbaiki baik dalam penulisan, grammar ataupun “spoken language”nya, pasti dengan sotoynya dia bilang, “Iya itu maksud saya Miss”, terus cengengesan deh..

Pernah suatu hari, ketika sedang mengerjakan latihan, dia nendang-nendang kursi temannya. Pas aku tegur, William ngeles kalo dia diusilin duluan ama temannya itu. Wakwaaaw.. emangnya aku budeg apa?? Dan satu lagi nih, dia pernah ngeloyor ninggalin kelas ketika aku lagi ngomong. Ya emang sih pas udah mau pulang, tapi aku belum bilang “you may go home now” eeeh dia udah cus duluan haha kampretosss emang tuh anak..
Well anyway, jujur nih, separah apapun kelakuan William atau murid yang lain kepadaku, aku gak pernah tersinggung, mangkel ataupun dendam. Kalo William ngeyel pas aku bilangin, biasanya aku pelototin dia dan negur, “Will, listen to me, please!” atau waktu dia ngeloyor begitu aja kaya tarzan di hutan, aku tegur di depan kelas ketika pertemuan berikutnya, tentunya dengan bahasa halus.

Alasanku ga mau marah dengan murid yang bandel adalah karena sebenernya mereka gak mengerti.. karena pengetahuannya pun gak banyak. Seandainya mereka punya pengetahuan yang luas, mereka pasti akan berkelakuan sangaaaaaat baik. The problem is, they’re only 15, 16 or 17. Jelas pengetahuannya pun masih kalah jauh dibanding pengetahuanku. Ketika aku bisa memprediksi hal yang akan terjadi terhadap diri sendiri maupun orang lain jika aku melakukan hal A atau B, nah, William-William ini baru memahami hal-hal yang menyangkut dirinya saja.

Jadi inget sama kisah Nabi Muhammad Salallahualaihi wasalam. Walau beliau dihina, dicaci, dimaki, Beliau gak pernah marah ataupun dendam karena sesungguhnya Beliau telah mendapat wahyu dari Allah Subhanahuwwata’ala sehingga pengetahuannya pun jauh lebih luas dibanding manusia biasa. Mereka yang gak tahu apa-apa menganggap Nabi bersalah dan aneh, tapi ketika mereka memahami apa yang Nabi ketahui, mereka tunduk-setunduknya kepada Beliau. Kalo kata orang Jawa, pemikiran orang-orang seperti ini belum ‘jembar’ atau luas. Dan tentunya, di dalam kasusku, sebagai seorang yang sudah beberapa langkah di depan dan punya pengetahuan “lebih” dari muridku, aku merasa gak perlu marah ataupun tersinggung J
Let’s end up the story! 3 bulan berlalu, aku berusaha memberikan yang terbaik untuk murid-muridku. 4 hari yang lalu adalah pertemuan terakhirku dengan kelasnya. Selain hari terakhir, hari itu juga aku berulangtahun. Aku bawa brownies untuk murid-muridku. Then finally, dia menghampiri mejaku bilang “Selamat Ulang Tahun ya, Miss” plus bonus dia jabat tanganku sebelum pulang. Sambil nyengir dia menatapku dan bilang, “terima kasih”. Ooh.. good boy J

Yang spesial adalah...

Satu hikmah aku dapatkan; dengan berkorban sedikit materi ternyata aku bisa mendapatkan berlipat-lipat doa dari para sahabat dan bisa mencairkan suasana dengan siapapun, termasuk dengan orang yang paling cuek dan gak sopan sekalipun.

Hikmah lainnya, ternyata, hanya dibutuhkan komunikasi yang baik dan hati yang tulus dalam menyampaikan pesan. Gak perlu kaku dengan memandang rendah posisi orang lain untuk bisa didengar atau mendapatkan penghargaan, karena Kewibawaan datang seiring dengan kebesaran jiwa seseorang.

Maafkan dia yang bertingkah salah serta berikanlah teladan yang baik, karena sesungguhnya orang yang melakukan kesalahan adalah orang-orang yang tidak “mengerti” dan butuh orang lain untuk membimbingnya.

Happy 26 for my self
Lots of love and hugs,


Citcitcuit

Tuesday, September 11, 2012

Mereka Yang Gak Melihat dan Gak Mendengar..

Semenjak memutuskan kembali berprofesi jadi guru, banyak waktuku yang aku habiskan untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Yah, ini karena waktu tenggat antara penjadwalan kelas sama akhir waktu training yang cukup lama sih jadinya lebih banyak ngabisin waktu di rumah dan ngerjain banyak PR. Eiiit..tunggu.. tunggu.. bukan "PR" macamnya anak sekolah yang aku maksud di sini, tapi benar-benar pekerjaan rumahan kaya nyapu, ngepel, nyuci piring sampai masak masakan sehari - hari hehehe :p

Awalnya sih jenuh ama rutinitas ala ibu rumah tangga ini, tapi lama-lama asyik juga. Gak nyangka, pekerjaan rumahan ternyata bersifat "never ending" karena total jam kerja di rumah lebih parah daripada jam kerja di kantor, sekolahan, atau instansi-instansi formal lainnya. Ngurus ini-ngurus itu, kayanya waktu satu hari ga pernah cukup untuk ngerjain semua urusan. Hhhh.. trust me, it's not easy to be a housewife, dude!

Tapi ya, aku harus mengakui kalo sekarang aku jauuuuuh lebih enjoy ama hidupku. Disamping karena waktu yang lebih fleksibel, aku juga punya banyak "Me" time dan punya kesempatan untuk explore ini-itu yang kemarin-kemarin sempat tertunda untuk dijalani karena pada saat itu aku super sibuk *preeeet*. Diantara kesibukanku sekarang, aku menyempatkan diri untuk jogging setiap pagi (God, akhirnyaa!!), nonton berita di Metro TV, browsing beberapa bisnis retail, baca buku, nulis (tadaaa! ^___^), prepare pernikahanku, dan hal-hal yang menarik lainnya. Enak deeeh...

Salah satu kegiatan yang truly, madly, deeply jadi favouriteku setiap hari adalah: Nonton berita di Metro TV. Soalnya, presenternya Prabu Revolusi sih :p. Eh, ga deng.. hehehehe Aku seneng nonton berita karena dengan begitu aku ngerasa sungguh update sebagai manusia*ahseek*. Lagian berita yang benar-benar describe keadaan negara ini emang ga banyak ditayangin di stasiun-stasiun televisi swasta. Paling-paling cuma Metro TV sama TVone yang benar-benar banyak mengupas tentang hot issue di Indonesia. Hmmm.. sayang banget ya? Ada juga sih program berita di setiap stasiun TV, tapi biasanya yang banyak diangkat adalah masalah-masalah kriminal kaya pencopetan, penjambretan, perampokan, atau kebakaran rumah warga. Ini juga masalah bangsa sih, tapi bukankah masalah-masalah kaya gini lebih ke problem kesejahteraan rakyat yang notabene memang "tugas utama" pemerintah kita? Okay, berita-berita tersebut diangkat mungkin karena media ingin memberikan warning kepada masyarakat agar lebih berhati-hati namun bukan berarti melupakan berita yang lebih "besar" dan penting untuk diketahui oleh masyarakat Indonesia.

Peliknya Keadaan Negara Saat Ini

Baru kemarin aku nonton siaran ulang program Kick Andy di Metro TV. Kalau gak salah, saat itu tema nya tentang orang-orang yang ga didengar oleh pemerintah. Tamu yang hadir dalam acara tersebut diantaranya adalah Ibu Maria Catarina Sumarsih (Ibunda dari B.R Norma Irawan, Mahasiswa Unika Atma Jaya, korban tembakan membabi buta aparat di Semanggi, 1998), Bapak Indra Azwan (Ayahanda dari Rifki Andika, korban tabrak lari oleh Oknum Polisi, 1993. Beliau pernah menempuh jarak Malang - Jakarta dan Malang - Myanmar demi mencari keadilan), Ibu Suciwati (Istri Alm. Munir, Aktifis HAM di Indonesia, 2004), Bapak Siput Lokasari (korban Bank Century, 2008) dan perwakilan dari Korban Tsunami Aceh yang belum mendapatkan tempat tinggal yang layak sampai sekarang.

Kalau kita cermati, kasus-kasus diatas emang sudah lama terjadi, tapi koq ga kunjung selesai ya? Ada apa?
Ternyata banyak rakyat kecil yang jadi korban ketidakadilan hukum di negara ini, dan parahnya, pemerintah sampai saat ini terkesan "cuek bebek" dengan penderitaan-penderitaan para korban-korban tersebut. Di lain sisi, berita yang masih menggantung hingga saat ini adalah kasus suap wisma atlet, Lapindo, kasus korupsi simulator SIM, Anggaran dana di DPR yang dipakai untuk kunjungan-kunjungan dan studi banding, Sampang, bla-bla-bla...

Edan
Ngeri
Prihatin

Coba deh bayangin kita ada di posisi para korban tersebut, dimana kita sudah dizalimi oleh pemerintah tapi kita ga bisa berkutik untuk menuntut pertanggungjawaban dari mereka. Mungkin kita dikasih "amplop" perdamaian biar ga nuntut lagi. Atau kita dijanjiin bakal dapet keadilan tapi ga ada buktinya. Iiiih.. ngerriii.. Negara macam apa itu, yang salah jadi benar yang benar jadi salah??

Geregetan! Ada ga sih orang-orang yang berpotensi dan berakhlak baik yang qualified sebagai pemimpin negara ini? Kadang aku ikutan ngayal bikin UU atau peraturan tentang pendidikan, hukum, birokrasi, or anything to change our governance. Itu saking geregetannya sama pemerintah Indonesia. Kira-kira, anak muda lainnya mikir kaya gitu juga gak sih? :'(

Save Our Country!!!

Dengan banyaknya masalah-masalah yang timbul di negara ini, kita sebagai anak bangsa punya peran yang amat sangat penting. Tentunya, ini karena perubahan dan masa depan bangsa ini ada di tangan kita; Para Generasi Muda Indonesia. Kita harus giat belajar dan kerja keras untuk menciptakan perubahan-perubahan itu. Belajar gak sekedar baca buku terus menghapal. Belajar untuk memahami sesuatu dari A to Z hingga kita tahu pangkal permasalahannya dan tahu bagaimana pemecahannya.

Mawas diri alias ga pernah lengah terhadap situasi sekecil apapun. Dengan begitu, respon kita terasah dan kitapun lebih cepat tanggap terhadap sesuatu. Cepat tanggap juga menandakan bahwa kita adalah orang-orang yang penuh semangat dan perhatian. Aku pun sebenarnya bukan siapa-siapa saat ini, tapi aku bercita-cita untuk tetap semangat mengembangkan diri sebagai partisipasiku untuk membangun negeri :)

And.. What happens to Our Youth Nations?

Sebagian anak muda di Indonesia memang menciptakan banyak prestasi baik di bidang science maupun olahraga tapi sebagian lagi ga tau deh. Beberapa kali aku nonton acara televisi, isinya pacaran dan musik. Musik dan pacaran. Sampai-sampai terciptalah Generasi Galau. heaah??!!

Mostly, pelajar-pelajar yang aku temuin omongannya sebatas TV series di TV cable, musik, koleksi gadget, sama pacaran. Pinjem istilah Pak SBY: Ya ampun, "prihatin" bangeeeet.

Coba lihat program favourite masyarakat di berbagai stasiun TV. pasti yang ratingnya tinggi tuh sinetron, lawakan, acara musik sama infotainment. In short, kebanyakan acara hiburan semata. Hiddiiih.. pantesan anak muda susah ikutan CPNS, lah wong soalnya banyak tentang Pengetahuan Umum yang berkaitan sama negara. Kalau cara hidup dan pandangan mereka tentang kesenangan saja ya ga bakal maju!

Anak sekarang senangnya ber-haha-hihi
gak lihat dan gak dengar peliknya keadaan bangsa ini

This Country Needs You a lot

Negara ini butuh kita sebagai Generasi Muda untuk membangun diri. Stop budaya galau dan cengeng. Kalau ingin bangsa ini maju, kita harus maju dahulu. Sudah ga jamannya lagi deh keracunan acara TV yang gak penting. Kurangin acara ngakak-ngakak, ngayal dan ngerumpi karena acara-acara tersebut cuma bikin otak kita tidur dan ga peka terhadap lingkungan sekitar.

Ayo kita tunjukkin ke dunia kalau Bangsa Indonesia itu Bangsa yang pinter dan ga blo'on. Kalau ditanya ini-itu bisa jawab dengan pede, dan punya respon yang cepat.

Semoga tulisan ini bermanfaat sebagai cerminan untuk kita semua yaa..

Best Regards and Lots of Love,

Citcitcuit