Hey..

Hey..
enjoy me ;)

Tuesday, April 3, 2012

Jendela - Jendela



Ada satu cerita singkat yang paling aku ingat yang pernah aku baca di salah satu kolom newsfeed-nya Facebook atau tulisan dalam blog.. entah dari mana karena aku lupa hehehe yang jelas menurutku nih cerita tersebut sangat mengena bagi yang membacanya...

Diceritakan seorang istri yang sedang makan dengan suaminya nampak memperhatikan jemuran tetangga sebelah rumahnya, lalu berkomentar, “Wah, si ibu anu nyucinya kurang bersih ya? Masa masih kotor gitu udah dijemur?” Suaminya diam. Beberapa hari kemudian, dalam situasi yang sama, sang istri berkomentar lagi, “Ya ampun.. tetangga kita itu ga belajar ya? Suaminya ga negur ya? Dari hari ke hari cuciannya tetap saja masih kotor.” Suaminya masih terdiam. Esoknya, dilihatnya cucian tetangganya itu, sang istri berujar, “Nah, sekarang ia sudah belajar. Cuciannya sudah terlihat bersih kan?” Suaminya menjawab,”Hmmm.. pagi ini aku baru saja membersihkan kaca jendela rumah kita, termasuk kaca jendela dimana kamu melihat cucian tersebut.”

Yup, ternyata bukan cucian tetangganya yang kotor akan tetapi media penglihatan sang istri yang membuat cucian tersebut nampak kotor. Terkadang kita harus membersihkan jendela kaca kita untuk dapat memandang keadaan sekitar dengan jernih. Dalam hal ini, tentu saja jendela diibaratkan dengan hati manusia, yaitu “media” yang berperan untuk menginterpretasikan hal-hal yang dilihat oleh matanya lalu diteruskan ke otak sampai akhirnya terciptalah kesimpulan.

Sadar atau tidak, banyak diantara kita yang memiliki kasus seperti diatas. Rasanya kita yang benar dan orang lain yang salah. Hampir semua orang cenderung men-judge, hampir semua orang merasa dirinya sebagai Tokoh Utama dalam kisah hidup di dunia ini. Padahal sih, di bumi Allah ini kan kita hidup berdampingan.. dimana satu sama lain tercipta berbeda-beda untuk saling mengisi. Cuma orang yang sombong bin arogan yang bilang “Aku bisa tanpa kamu/kalian koq”. Bah!

Nah, seringnya hubungan pertemanan cewe nih yang suka punya masalah “jendela kotor” kaya gini. Haha Women!

Jujur, dari dulu aku paling gerah sama yang namanya bergunjing a.k.a rame-rame ngomongin (yang bersifat negatif) orang di “belakang”. Doh, sebel banget deh.. apalagi kalo yang diomongin temen sendiri, atau paling enggak yang masih suka hang out sama kita. Geelaaaa... jahat bangeeetssss....

Apapun alasannya, bergunjing tentang sesorang bukanlah hal yang baik karena pasti datangnya dari hati yang kotor. Mau bilang Cuma penasaran keq, Cuma pengen tau atau apa tetep kan ujung-ujungnya ngomongin yang jeleknya juga kan? -________________-“

Ada lagi yang mungkin karena merasa “temenan” jadi secara free langsung ngomong ke yang bersangkutan. Tapi yang diomongin bukanlah hal yang bermanfaat atau sama sekali ga berarti. What the ****?? Ngapain nanya-nanya hal yang bukan termasuk dalam kepentingannya? Dan ngapain investigasi urusan pribadi orang lain selain karena hati yang mulai tercemar sama perasaan iri dan dengki. Untuk diperhatikan.. iri dan dengki adalah penyakit hati yang sifatnya super duper halus.. Bagi sebagian orang mungkin ga bakal merasa padahal sebenarnya ia telah berbuat khilaf.

Di lain hal, ada pula pertentangan yang timbul karena perbedaan sudut pandang. Well, berbeda dalam memandang suatu perkara ga bisa langsung kita judge kalo orang tersebut gak lebih baik dari kita. Sekali lagi, kita -umat manusia- memang tercipta berbeda-beda karakternya. Ga ada manusia sempurna di dunia ini. Nah, ketika hati kita mulai ternoda, kayaknya segala sesuatu adalah salah dan harus disikapi dengan dingin dan kaku.. kalo udah begini, hilang deh “makna” sebuah persahabatan. Bawaannya belum apa-apa udah berprasangka buruk,  jadi sebel-sebelan, jadi saling ngatain satu sama lain, dan yang terburuk adalah jadi terputusnya tali silaturrahmi. Wah, ancur deh L

Ketika hati kita kotor kita mulai mencibir, memaki, dan membenci satu sama lain. Hal itu sesungguhnya adalah kekalahan bagi manusia dan menjadi kemenangan bagi setan karena ketika kita dalam keadaan negatif hidup kita pun jadi negatif. Bawaannya galau, berasa ga punya temen di dunia ini, mandang segalanya jadi suram, jadi cepet down, berkurang network, dan kerugian-kerugian lainnya. Ih masa orang yang berpendidikan kalah ama setan yang ga berpendidikan sih?

In fact, dengan melepaskan segala “prasangka” tentang orang-orang disekitar, hidup kita jadi lebih menyenangkan bukan? Perbedaan yang hadir diantara kita adalah anugerah.. terkadang manusia mengeluh atau berbuat khilaf jelas karena fitrahnya sebagai makhluk yang ga sempurna.. kita pun bukan makhluk sempurna ;)

Dengan membersihkan “jendela” diri kita, semua hal menjadi positif untuk kita. Ga ada perselisihan konyol karena saling suudzon, ga ada pertengkaran bodoh karena perbedaan sudut pandang, dan ga ada orang "kepo" terhadap urusan saudaranya... 

Bersihkanlah hati dari segala noda, lihatlah segalanya lebih dekat dan berpikirlah dengan bijak.. menjadi pribadi yang positif dan berhati bersih tentunya sangatlah menenangkan..

Semoga tulisan ini bisa menjadi renungan untuk yang menulis sekaligus yang membacanya..

Lots of love and best regard,

Citcitcuit