Hey..

Hey..
enjoy me ;)

Monday, February 14, 2011

Kritik untuk si tukang kritik..

"Seharusnya Spongebob hidup dengan makhluk-makhluk bodoh di luar Bikini Bottom"

Masih segar di ingatan, meninggalnya salah satu artis ternama sekaligus wakil rakyat di indonesia, Adjie Masaid, yang mendadak dan mengejutkan kita semua. Tiba-tiba isu bahwa kematiannya disebabkan oleh oknum politisi saingannya mencuat dengan heboh. Ga cuma faktor kematiannya yang di angkat menjadi pemberitaan publik, tapi juga momen-momen ketika istrinya, Angelina Sondakh, menangisi jenazah suaminya. Sampe kata-kata sepele pun, jadi headline di beberapa media cetak dan internet. Sedih sih denger berita kehilangan kaya gitu, tapi beberapa orang menanggapi hal ini dengan lebay :(

Salah satu pemberitaan yang bisa dengan mudah mendapatkan tanggapan dari masyarakat luas adalah melalui pemberitaan internet kaya yahoonews. Beberapa hari ini, kalo liat berita tentang kematian Adjie Masaid ini selalu dibumbui dengan berita rumah tangganya, masa lalunya, sampe pindahnya agama Angie, panggilan akrab Angelina, ke islam. Weleh.. weleh.. bagi sebagian orang, para komentator internet ini adalah orang-orang kurang kerjaan dan usil. Sampe berantem loh di kolom komentar..

Tapiii.. kalo ditilik lagi, sebenernya sah-sah aja koq kalo kita berkomentar atas suatu hal karena komen-komen sederhana kita adalah salah satu wujud sikap kritis kita sebagai makhluk yang berakal. Sebuah kritikan tidaklah mengalir begitu saja, namun harus bisa membawa perbaikan dan manfaat bagi yang menerima kritik. Kritik membawa 2 rasa yang berbeda bagi si pemberi dan penerima kritik. Rasanya apa aja ya??

Korban Kritikan

Bagi yang dikritisi atau dikomenin, rasanya beraaaaaaaaaaaaat banget. Saking pedesnya kritik yang diterima, kadang pengen banget nimpuk pake batu kali ke orang yang ngasi kritikan hehehe kenapa ya orang kalo ngeritik ga merhatiin perasaan orang lain?? Tapi nih ya, seharusnya kita sebagai individu yang terdidik bisa menerima dengan besar hati macam-macam kritikan, karena dengan menerima kritikan sesungguhnya tingkat kedewasaan demokratis kita dalam mengakomodasi gagasan-gagasan yang berbeda sedang di uji. Semakin legowo kita menerima kritik, semakin maju pula kualitas mental kita sebagai individu. Sebaliknya, semakin keras hati kita nerima kritik, maka semakin memble dan mundur lah kualitas diri kita.

Para Kritikus
Lain lagi untuk para pengkritik. Kalo ngeritik orang tuh rasanya gampang dan kadang bikin ketagihan *hloh?
Kita semua adalah makhluk kritis. Karena itu, kita semua termasuk golongan para kritikus. Tapi dengan pemahaman yang berbeda atas makna sebuah kritik, seseorang bisa menghasilkan kritik dalam bentuk yang berbeda..

Contoh yang pertama, dulu, jamannya kuliah, aku punya temen 1 kelas yang pinter dan kritis banget. Ga cuma di dalam kelas, bahkan diluar kelas dia mampu mengkritisi cara bicara, gaya ketawa, gaya berpakaian, sampe gaya jalan orang lain, termasuk mengkritisi hal-hal sepele temannya sendiri. Tapi jeleknya nih, dia banyak mengkritisi di belakang orang tersebut alias ngomong dibelakang. Nah, kalo kaya gini, kritik udah berubah jadi gibah. Soalnya ni orang cuma ngomongin tapi ga ngasi manfaat. Masya Allah ck ck ck...

Contoh yang kedua bisa kita liat di kasus Ariel-Luna-Tari yang basiiiiii banget. Actually, sampe sekarang aku juga heran, koq bisa-bisanya orang ga pernah bosen bahas kasus beginian?*oops ;p
Lepas dari kenyataan bahwa para tokoh yang dimaksud 'bener' apa nggak, kasus ini banyak mengundang sifat kritis seseorang untuk mengupas lebih dalam siapa yang bener siapa yang salah. Sampe kadang, didalemnya banyak di warnai beragam keterangan tambahan dari komentator yang ga jelas statusnya, apa dia emaknya Luna, Om-nya Ariel atau Neneknya Cut Tari. Hwalah, kalo kaya gini, kritis apa gossssip???

Contoh yang ketiga, semua pasti tau dong salah satu juri cadas American Idol yang *maap* tampangnya rada maho: si Simon Cowell hehehehe Ampun deh kalo denger kritikannya. Pedes bener cin!!! Tapi, kritikan tersebut ga keluar begitu aja. Pak Simon ini sengaja memberikan kritikan terpedasnya supaya para kontestan di American Idol punya mental yang kuat diluar sana dan yang pasti dengan jujur nunjukkin kekurangan si kontestan itu sendiri. Susah juga kalo semua juri ngangguk-ngangguk aja terus bilang bagus. Nanti yang ada malah si kontestan jadi lupa diri dan ga punya jiwa kompetitif lagi. Suka ga suka, si peserta ga bakal marah, toh emang begitulah pembelajarannya. Kritik seperti inilah yang dibutuhkan.

Lalu bagaimana dengan penyampaiannya?? Apa semua kritikan harus disampaikan dengan tajam dan pedas??

Enggak dong.. semakin kita berwawasan dan berpendidikan, semakin kita mampu mengolah kata-kata kritikan menjadi lebih 'enak' di dengar. Kata-kata yang lugas namun tertata memiliki daya magis yang lebih kuat daripada kata-kata keras yang seringkali sulit diterima orang lain. Maksudnya, sebelum kritikan sampai menjadi kata-kata pembangun, kata-kata yang tertata dengan baik akan menarik perhatian orang lain terlebih dahulu. Dengan begini orang lain bisa lebih mudah menerima kritik yang kita berikan.

Terus, jangan sampe deh kita ngeritik dengan bahasa yang 'uneducated' kaya babang-babang preman di terminal senen. Hal tersebut bukannya mengindikasikan kita adalah orang yang kritis, malah lebih kaya orang barbar lagi komentar. Ga mau kan di bilang "ga pinter" ama orang lain?

Ketika mengkritik, ga ada yang lebih pintar atau lebih bodoh. Semua sama. Kebanyakan para kritikus lupa akan hal ini jadi seolah-olah si pengkritik perfect dan ga punya cacat. Plis deh, kritikus juga manusia. Ga usah lebay lah..

Semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Selamat mengkritik :)

Best regards and lots of love,

CitCitCuit



2 comments:

  1. hua,, bagus bgt tulisanmu cicitt.. bagus buat saling introspeksi,,, kadang kita lupa perasaan yang dikeritik kalo kita mengkritik dan kadang kita juga kupa tujuan baik si pengkritik kalo kita di kritik.. anyway...
    semuanya bakalan indah kalo disampein dengan cara yang indahh... wkwkkw *beuhh bahasa gw

    ReplyDelete
  2. yup.. ni juga renungan buat si penulis hehehe
    semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih dewasa, arif dan bijaksana :)

    ReplyDelete